SETARA JANGAN SAMPAI SEBATAS KATA


Manusia menjadi makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Ia tercipta bukan tanpa alasan, melainkan akan berperan sebagai khalifah. Khalifah memiliki makna luas karena bisa berarti pemimpin, pengganti, penjaga, pengurus , pemakmur dan sebagainya. Keberadaan manusia di muka bumi ini memang betul  sebagai pemimpin atas diri mereka sendiri, dan bagi sesama serta pemakmur artinya manusia berperan sebagai pengurus yang merawat , menjaga sebaik-baiknya . Faktor lain yang menyebabkan kesempurnaan pada diri manusia adalah adanya raga kasar (kondisi jasmani/fsik) dan rohani atau ruh yang bersemayam dalam lubuk hati dan pikiran kita. Sementara pada makhluk lainnya tidak memiliki kemampuan seperti halnya manusia, misalnya ada yang tidak mempunyai salah satu unsur contoh seperti hewan dan tumbuhan tidak mempunyai akal, malaikat dan jin bersifat gaib karena tidak ada raga kasar secara tetap. Ketika kita berkenan meluangkan waktu sejenak, memikirkan hal ini maka betapa bersyukurnya kita menjadi manusia.

Takdir kehidupan hingga kematian setiap manusia telah ditetapkan sejak zaman azali. Zaman yang sangat jauh sebelum serba-serbi kehidupan ini. Kemudian saat manusia berusia 4 bulan dalam kandungan ibu.
Ada beberapa hal yang tidak bisa kita ubah, kunci satu -satunya adalah dari kita sendiri sudah sejauh mana kita bersyukur Beberapa hal yang tidak bisa kita ubah adalah dari orangtua (dalam hal ini ibu) kita akan dilahirkan, ada jenis kelamin, termasuk kondisi kita apakah harus sempurna atau terbelenggu keterbatasan. Terlahir menjadi disabilitas daksa tanggal 20 April 1999 bukan atas kemauanku . Kalau diizinkan  bisa memilih pasti akan memilih kondisi sehat tanpa ada belenggu keterbatasan.
Tidak mudah menjalani kehidupan sebagai tunadaksa. Beberapa kali sempat terdengar cibiran halus dan pandangan sebelah mata. Aku bersyukur dengan segala bentuk tindakan kurang menyenangkan itu karena bagiku "setiap orang itu bebas mengeluarkan aspirasi dan opininya untuk penyandang disabilitas daksa, dan kita tidak bisa memaksa setiap orang untuk menyukai kita. Biarlah orang dengan persepsinya masing-masing , terpenting tetaplah menjadi orang baik dan berbudi pekerti terutama menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan adat ketimuran yang sudah terlanjur mengakar di negeri Indonesia tercinta.

Sejatinya setiap manusia apa pun keadaannya sama (setara) dihadapan Tuhan semesta alam yang membedakan hanyalah tingkat keimanan dan ketakwaan, serta seberapa jauh kita mengenal Tuhan. Terlahir sebagai disabilitas bukanlah suatu aib yang harus ditutupi dan  disembunyikan karena semua setara , mempunyai hak dan kewajiban sama sebagai warga negara Indonesia. Setiap orang mempunyai keistimewaan masing -masing tidak perlu takut apalagi minder Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat sehingga eksistensi keberadaan penyandang disabilitas mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah bahkan sampai muncul program Indonesia Inklusif. Program yang sedang memperjuangkan kesetaraan warga negara khususnya  disabilitas. Aku pribadi perwakilan dari Sahabat Disabilitas Kebumen(SDK) bisa bersinergi untuk menepis anggapan sekaligus pembuktian nyata kesetaraan untuk disabilitas bukan hanya sekadar kata tetapi ada dalam representasi dan pergerakan. Agar kesetaraan ini dapat tercapai secara merata maka diperlukan kerjasama kuat dan kompak bagi seluruh warga negara terutama adalah pemerintah, pemberdaya masyarakat disabilitas, dan pelaku disabilitas itu sendiri. Semua butuh proses , tapi saya mempunyai keyakinan kuat bahwa kesetaraan ini pasti akan segera tercapai hal ini sudah terbukti dengan banyaknya komunitas dalam rangka memberdayakan sekaligus menyalurkan aspirasi bagi disabilitas salah satunya adalah keberadaan Rumah Disabilitas Semarang berkomitmen untuk meningkatkan kreativitas dan memberdayakan disabilitas dengan baik dan maksimal sesuai bakat dan potensi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasanku Menulis

Renungan Masa Depan #Tantangan1

Tokoh Inspirasiku Mas Jirfani