Ragam Kuliner Tradisional Kesukaanku
Kuliner tradisional merupakan bagian dari kekayaan lokal suatu negara. Indonesia termasuk menjadi salah satu negara di dunia, yang memiliki banyak kuliner tradisional warisan leluhur asli dan hasil akulturasi. Aku bangga dan bersyukur , terlahir menjadi bagian dari bangsa besar . Aku berdomisili di Kebumen Jawa Tengah yang memiliki kuliner beragam.
Sejak kecil aku terbiasa membeli makanan tradisional daripada makanan cepat saji. Sesekali aku mencoba makanan cepat saji dan makanan mancanegara , hanya sebatas untuk mengetahui rasanya dan menambah pengetahuan seputar citarasa kuliner dari negara lain. Ketika ada orang berjualan makanan tradisional melintas depan rumah, aku selalu membeli dagangan mereka. Sebenarnya ini juga bagian dari apresiasi terhadap kerja keras penuh semangat para pedagang demi menafkahi keluarga.
Aku sangat tersentuh ketika melihat pedagang yang begitu gigih menjajakan dagangan mereka meski harus melintasi panas dan hujan. Apalagi jika penjual adalah seorang perempuan atau yang usianya sudah sepuh. Aku berupaya semaksimal mungkin untuk membeli dagangannya. Aku benar-benar larut dalam haru apabila melihat seorang ibu atau orang yang sudah renta berjualan makanan dari pagi hingga petang. Aku rela mengorbankan uang tabunganku demi membeli dagangan mereka satu demi satu atau setiap pedagang yang melintas di depan rumah sepanjang hari. Aku juga selalu diajarkan untuk tidak menawar harga dagangan mereka. Faktanya pedagang makanan keliling biasanya mengambil keuntungan relatif sedikit, sisanya untuk modal kembali. Bagi mereka usng terpenting adalah bisa melihat seluruh anggota keluarganya makan sehari 3 kali dan tidur nyenyak. Aku selalu percaya, jika kita berbuat baik kepada orang lain apalagi yang sedang berjuang untuk keluarga niscaya akan ada balasan terbaik untuk kita. Jangan lupa untuk melakukan pembelian dengan hati ikhlas tanpa ada paksaan
Hari Sabtu atau Minggu tetanggaku bernama Ibu Lebarti rutin menawarkan dagangan makanan tradisional dan beragam bumbu dapur ke rumahku. Beliau tidak pernah memberikan harga tinggi dan mengambil untung secukupnya. Saat itu aku membeli lontong sate ayam, roti pizza, dan kue serabi. Bu Lebarti seorang ibu pekerja keras dan sangat kreatif. Meski di rumah sudah membuka warung sembako , tetapi beliau masih menyempatkan berkeliling setiap pagi di akhir pekan menjajakan makanan tradisional. Semua makanannya murni buatan sendiri, kadang beliau membeli di warung langganannya dengan harga lebih murah agar bisa dijual kembali. Cukup dengan 10 ribu sudah kenyang. Ada juga tetanggaku Pak Wahyu penjual mie ayam dan martabak mini aneka rasa aku juga sering membelinya. Beliau juga sosok pekerja keras karena mengelola warung mie ayam sendirian hampir setiap hari. Aku bersyukur mengenal Ibu Lebarti dan Pak Wahyu dari beliau aku belajar , jangan sampai menyerah pada keadaan dan selalu ada rezeki bagi mereka yang mau berusaha. Ayo bersama kita dukung produk dan usahawan lokal agar Indonesia lebih sejahtera.
Makanan tradisional memang nikmat dan tiada duanya ya. Saya juga suka sate ayam+lontong dan martabak mini. Sedap banget.
BalasHapusBetul sekali Kak Apri, Indonesia kaya akan tradisinya termasuk makanan tradisionalnya yang sangat beragam.
BalasHapusBenar kak, kita lupa pada makanan traditional dan lebih tergiur pada makanan ala-ala yang lagi hits.
BalasHapusMasakan tradisional sederhana tapi miliki rasa yang khas. dengan beli dagangan tetangga pun bisa bantu perekonomian mereka
BalasHapusMasakan tradisional itu selalu ngangenin. Kalau saya selalu suka sama masakan tradisional yang berbumbu kacang, seperti pecel, tahu tek, rujak dan gado-gado
BalasHapus