Catatan Idulfitri 2024


Alhamdulillah aku bersyukur kepada-Mu Ya Allah, atas nikmat tiada terkira masih diberikan kesempatan berjumpa dengan bulan suci Ramadan dan menyambut sukacita. Idulfitri bersama keluarga tercinta, Insyaallah sehidup sesurga. Ketika ramadan datang menyapa semesta, aku merasa bahagia . Sejujurnya hati terasa lebih damai dan pikiran jauh lebih tenang daripada tahun-tahun sebelumnya. Salah satu doa yang selama ini aku panjatkan Allah SWT kabulkan dengan cara indah tak kusangka sebelumnya. Ramadan kali ini terasa lebih kondusif, tidak ada petasan berlebihan. Selama sebulan dapat mengerjakan amal ibadah dengan perasaan lebih baik.

Bismillah, Ya Allah aku memohon kepada -MU agar memberikan suasana ramadan selalu seperti ini disepanjang hayatku. Aku ingin ketika ramadan telah menyapa semesta, suasana di lingkungan sekitarku juga ikut tenang tidak ada petasan dalam bentuk apa saja Aamiin. Berikanlah pula kaum muslimin diseluruh dunia kekuatan dan ketetapan iman dan islam untuk menjalani seluruh rangkaian ibadah ramadan dengan tenang, nyaman, dan lancar.

Hingga akhirnya di penghujung ramadan, petasan tidak begitu ramai seperti biasanya . Aku sendiri masih tidak menyangka, bahkan di malam takbiran aku sudah persiapan untuk melindungi diri dari dentuman petasan racikan. Alhamdulillah untuk pertama kalinya, sepanjang  24 tahun aku menapaki kehidupan dunia suasana takbiran dilingkunganku tidak ada suara dentum petasan. Aku sendiri terkadang masih suka heran, sejak kapan aku mulai sensitif terhadap petasan? .Ini seringkali menjadi tanda tanya tersendiri, karena semasa kecil aku tidak se-sensitif ini . Aku masih bisa mentolerir suara-suara bising dari petasan..Ya mungkin pada akhirnya setiap orang mempunyai sisi sensitifnya masing-masing terhadap segala sesuatu disekitarnya.

Pagi hari aku bangun dengan lebih semangat walau tetap sambil berjaga -jaga kalau tiba-tiba ada petasan. Saking semangatnya, sampai pada akhirnya aku terjatuh di kamar mandi. Alhamdulillah , Allah SWT masih menjagaku dan memberikan keselamatan hingga pada akhirnya aku bisa menuliskan kisah ini. Soto ayam menjadi menu andalan keluargaku ketika hari raya pertama. Bagiku  soto ayam racikan bapakku tiada tandingannya, Masyaallah. 

Hal lainnya yang aku tunggu adalah kita semua sanak saudara dari pihak bapak dan ibuku, kemudian dari garis kakek dan nenek semuanya berkumpul dan saling maaf memaafkan. Benar-benar bersama berjalan menuju kesucian lahir dan batin. Dengan tetangga, para guru, para sahabatku, dan orang -orang terkasih juga saling memaafkan. Kemudian Idulfitri hari ketiga atau keempat aku mengupayakan mengunjungi guru-guru semasa SD .dengan segala keterbatasanku. Aku diantar Pak Sartimin tukang bentor langgananku , masih tetangga mengunjungi rumah Ibu Masini, Ibu Eling, Ibu Musyarifah, Ibu Mardinah. Aku bahagia melihat beliau semua masih sehat di usia senjanya. Kedatanganku disambut baik . Ini adalah salah satu impian yang terkabul aku bisa pergi bersilaturahmi secara mandiri hanya di dampingi Pak Min. Setelah mengunjungi para guru, aku diantar ke Mutiara Handycraft tempat usaha kreatif disabilitas binaan Ibu Irma Suryati dan Bapak Agus. Di Mutiara Handycraft ini aku banyak mendapatkan pelajaran tentang keindahan berbagi dan kisah inspiratif perjalanan hidup Ibu Irna Suryati dan keluarga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasanku Menulis

Renungan Masa Depan #Tantangan1

Tokoh Inspirasiku Mas Jirfani