Alasanku Menulis
Setelah sekian purnama akhirnya, aku kembali berpartisipasi dalam kegiatan bertajuk "One Day One Post" satu hari satu postingan yang diselenggarakan oleh Komunitas ODOP . Dengan ketentuan baru yang menurutku cukup efisien daripada saat pertama kali aku mengikutinya. Saat itu tahun 2018 ketentuan berpartisipasi , harus membuat tulisan tema bebas dan tema tantangan dalam waktu 2 sampai 3 bulan. Benar-benar menguji tingkat konsistensi menulisku yang kala itu, baru saja masuk dalam literasi secara daring. Namun karena adanya suatu kegiatan dan agenda literasi kala itu sangat padat, akhirnya harus tereliminasi ditengah perjalanan.
Bismillah semoga kali ini aku lebih siap berpartisipasi dalam kegiatan ini dan menuntaskannya . Aku menulis sejak tahun 2014 . Kala itu aku hanya sebatas menulis pada selembar kertas atau buku catatan kecil untuk menuangkan segala hal yang aku pikirkan dan rasakan. Sampai akhirnya lulus SMA 2017, dan di tahun 2018 aku mulai berpartisipasi mengikuti kompetisi menulis terutama puisi, surat, dan kata mutiara. Tak lama , aku mulai mencoba menulis cerpen hingga novel singkat. Namun aku memiliki kecenderungan menulis puisi, kata mutiara, surat, cerita pengalaman hidup dan artikel. Novel sampai saat ini belum terselesaikan. Aku terus berusaha memperbaiki menerima segala kritik dan saran agar tulisan semakin baik .
Aku juga melihat seorang penulis sama halnya seperti seorang dokter. Dalam menulis karya sastra, setiap orang memiliki bidang masing-masing. Jadi aku lebih mudah menuangkan tulisan dalam bentuk puisi.
Jika ada seseorang bertanya, mengapa aku menulis?
Alasannya karena aku ingin hasil pemikiran, pengalaman hidup, dan hal yang aku rasakan bisa dikenang abadi selama bumi masih berputar.Aku ingin setiap orang yang membaca tulisanku bisa termotivasi, memberi dampak perubahan lebih baik. Aku ingin membagi kisah hidupku sebagai salah seorang penyandang disabilitas daksa di Indonesia, keterbatasan fisik jangan sampai membuat kita menjadi lemah dan mengeluh. Jadikan keterbatasan , sebagai cambuk untuk melawan rasa takut dan mencoba setiap hal baru. Alasanku selanjutnya adalah aku ingin mempunyai kenangan berkesan bersama keluarga, saudara, sahabat, sosok terkasih dan orang-orang yang selama ini selalu mendukung dan menemaniku dalam setiap keadaan.
Keluarga menjadi faktor utama aku harus menulis. Ibu dan bapakku juga sangat mendukung dan memberikan apresiasi atas setiap prestasi yang aju dapatkan dari menulis.
Terima kasih keluargaku
Bahagia selalu mengekal sampai surga Allah SWT bersama.
Bagi kebanyakan orang, menulis dianggap tidak penting, tidak ada manfaatnya, padahal tidak seperti itu.
BalasHapusSalah satu terapi yang dilakukan oleh Bapak B.J Habibie saat sedang merasa gundah ketika ditinggalkan oleh istri tercintanya adalah menulis.
Terima kasih kak Apri karena telah menginspirasi, saya banyak belajar dari kak Apri
Semangat
Alhamdulillah kembali kasih kak, betul setuju sama pendapatnya sehat -sehat selalu
HapusKeren Kak.
BalasHapusMenulislah maka dunia akan mengenangmu.
Kak Apri keren, membuat pembaca jadi semangat untuk terus menulis.
Semoga kali ini Lolos yaaa ODOP sampai tuntas 🥰
Aamiin Bun Bismillah sama² berjuang di ODOP ya sehat-sehat selalu 🙏🏻✨
HapusMenulis sama dengan meninggalkan jejak sejarah ya kak. Semangat menulisnya, jangan berhenti berlatih dan belajar :D
BalasHapus