Impian Tak Pernah Terganti



Setiap orang mempunyai impian hidup masing-masing.. Impian bisa menjadi salah satu bentuk motivasi agar kita tetap semangat menjalani kehidupan yang terkadang penuh rintangan silih berganti.  Segala sesuatu terjadi dalam hidup kita, sejatinya adalah bagian dari suratan takdir , sudah ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan. Hanya bagian tertentu yang bisa diubah dengan doa dan usaha maksimal. Terlahir prematur hingga harus menjadi penyandang tuna daksa sepanjang 24 tahun adalah salah satu bagian dari takdir hidupku . Aku berusaha untuk menerima takdir ini dengan ikhlas penuh rasa syukur. Aku percaya setiap peristiwa pahit dan menyedihkan dalam hidup ini memiliki banyak pelajaran berharga. Aku meyakini keadaanku saat ini sebagai bentuk kasih sayang dari Allah SWT Tuhan Semesta Alam sekaligus menjadi tanda-tanda Kuasa-NYA.

Tidak mudah menjalani kehidupan sebagai seorang difabel daksa. Pandangan sebelah mata  (anggapan remeh), cemooh, tatapan sinis, dan lainnya menjadi hal biasa aku dapat dari segelintir orang yang kurang memahami . Hal itu wajar,  aku berusaha tegar, memaklumi, dan memberikan edukasi inklusif semampuku agar pandangan sebelah mata , anggapan remeh, dan segala bentuk diskriminasi  berkurang. Satu hal yang sangat aku syukuri adalah terlahir di lingkungan keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, persatuan, kasih, dan sayang sehingga tidak pernah mengalami diskriminasi di lingkungan keluarga. Aku anak bungsu dari dua kakak laki-laki yang sudah berumah tangga. Aku putra dari Bapak Suparman (pedagang) dan Ibu Kuntari (Pensiunan Guru Sekolah Dasar).

Bapak dan ibu memberikanku kasih sayang cukup dan menyekolahkanku sampai setara perguruan tinggi hingga akhirnya aku bisa mengabdi pada masyarakat terkhusus komunitas yang bergerak dalam bidang pemberdayaan disabilitas. Ketahanan fisik dan mental yang ada pada diriku saat ini, tidak terlepas dari pendidikan mereka. Tidak mengenal lelah bekerja keras, memberikan bimbingan, dan beragam nasihat kehidupan dengan tujuan agar aku tidak mudah menyerah menghadapi segala tantangan. Bapak berperan dalam membangun ketahanan fisik dan ibu berperan dalam membangun ketahanan mental  keduanya bersinergi untuk menjadikanku pribadi, tangguh, berprinsip, dan percaya diri.

Aku mempunyai banyak impian yang ingin aku wujudkan bersama bapak dan ibu. Beberapa diantara impian itu sudah terwujud antara lain melihat aku sekolah tinggi dan memiliki prestasi, mendampingi aku saat menjadi pengisi webinar secara daring dan luring, serta mengabadikan setiap peristiwa berharga dalam ragam karya dan terbitkan beberapa buku . Namun ada impian terbesar yang saat ini masih aku perjuangkan yaitu berkunjung ke Baitullah (Rumah Allah SWT yang berada di 3 kota suci yaitu Mekkah, Mekkah, Madinah , dan Al-Aqsa ) Sejujurnya aku sangat ingin berziarah ke makam para nabi dan rasul kemudian berdoa dan beribadah di 3 kota suci nan mulia bersama bapak ibu. Jika ada rezeki aku ingin bisa tinggal lebih lama di salah satu  kota suci bersama bapak ibu. Aku ingin menunaikan haji dan umrah bersama bahkan kalau bisa aku ingin sekeluarga wafat di salah satu kota suci dengan menggenggam teguh keimanan. Tidak lelah aku menabung dan memanjatkan doa agar impian terbesar lekas terwujud. Rasul mengingatkan kepada kita umatnya agar jangan terlalu memaksakan diri bepergian kecuali untuk berpergian mengunjungi 3 kota suci. Mudah bagi Allah SWT untuk mewujudkan impian dari hamba-hamba-Nya yang gigih berjuang dan berdoa. Percayalah keajaiban itu pasti ada. Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasanku Menulis

Renungan Masa Depan #Tantangan1

Tokoh Inspirasiku Mas Jirfani