Beralih Produk

Beralih  Produk 

Zaman sekarang produk untuk di konsumsi manusia sangat beragam.Produk berkembang pesat seiring dengan pengetahuan dan teknologi. Aku termasuk anak generasi 90-an akhir, yang benar-benar mengalami sebuah masa teknologi berkembang sangat cepat termasuk produksi pangan. Media periklanan untuk mempromosikan makanan tersebut bertambah banyak setiap tahun. Bukti nyata adalah dulu semasa TK iklan yang tayang di televisi sangat sedikit . Dampaknya kepada masyarakat menjadi lebih hafal  dengan iklan produk tertentu, yang pada akhirnya terjadi  identifikasi pada semua produk, maksudnya adalah semua produk dengan merek dagang berbeda menjadi merek serupa bagi segelintir orang.

Secara tidak langsung menjadi sarana untuk menaikkan angka pembelian produk . Sekarang ini mungkin aku sebut sebagai era digital. Era serba canggih dalam segala aspek termasuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari cukup dengan sentuhan jari jemari, semua yang dibutuhkan terpenuhi dalam waktu relatif singkat. Tidak perlu report keluar rumah dan meninggalkan ruang kerja. Ada begitu banyak dampak yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi salah satunya adalah banyaknya merek produk , terutama produk asing sehingga bingung harus menggunakan produk mana.

Aku mengamati bahwa sekarang ini produk makanan asing sangat banyak masuk ke Indonesia, jadi harus selektif terutama produk konsumsi. Produk asing dan hasil produksi lokal memiliki kesamaan dalam beberapa aspek seperti penggunaan plastik sebagai kemasan. Ini menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mengolah plastik menjadi barang berguna 

Di Indonesia sendiri juga mulai mengampanyekan kurangi sampah plastik dan bangga menggunakan produk lokal. Saatnya untuk beralih mengkonsumsi lebih banyak produk lokal. Mari pertahankan produk lokal agar tetap lestari.

Sejak  kecil aku  suka memanggil setiap penjual makanan berat dan camilan. Ada tukang soto ayam, tukang bubur ayam , bubur sumsum,tukang siomay, tukang telur goreng, hingga penjual gorengan  aku beli dagangan mereka walau masing-masing cukup 2x suapan.

Beberapa hari lalu aku membeli produk lokal ada keripik brownies satu produksi dengan mie lemonilo, ada keripik singkong thalasa ternyata memiliki cita rasa enak  tanpa pengawet. Sejujurnya setiap kali aku melihat  pedagang menjajakan dagangannya pasti aku membelinya , semasa kecilku ada Nek Umar nenek penjual gorengan langgananku. Sekarang ada Ibu Lebarti setiap Sabtu atau Minggu , aku beli barang dagangannya. Apalagi jika ada lontong sate ayam buatannya sendiri, kemudian serabi, dan roti coklat yang terlihat menggiurkan.  Berpaling dari konsumsi produk asing ke produk lokal adalah tindakan yang harus aku pertahankan. Ini sebagai bentuk apresiasi terhadap para penjual dan bangga terhadap produk Indonesia . Yuk bersama berpaling ke produk lokal sebagai bukti Indonesia negara yang sangat  menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasanku Menulis

Renungan Masa Depan #Tantangan1

Tokoh Inspirasiku Mas Jirfani